[REVIEW NOVEL] Bayangan Kematian Karya Lexie Xu dan Erlin Cahyadi
#NgereadKuy
#KMC9#BacaBuku
Judul: Bayangan Kematian
Penulis: Lexie Xu dan Erlin Cahyadi
Penerbit: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 272 halaman; 20 cm
Halooo,
apa kabar kalian? Semoga selalu dalam lindungan-Nya dan diberikan kesehatan,
ya.
Langsung
aja, kali ini aku bakal review novel Bayangan Kematian karya Lexie Xu dan Erlin
Cahyadi. Sebelum itu, kalian wajib tahu blurb-nya terlebih dahulu.
Erin
Winata
Aku
tidak pernah menyangka kehidupan SMA-ku menjadi rumit. Bayangkan, baru saja
remi menjadi anak SMA, aku malah melihat pembunuhan! Yang lebih parah lagi,
pelaku pembunuhan itu tahu aku telah melihatnya, dan kini mengincar nyawaku! Belum
lagi aku harus menghadapi kenyataan bahwa satu-satunya cowok yang kusukai
ternyata punya hubungan istemewa dengan sahabatku sendiri. Mana mungkin ada
yang lebih sial daripada aku?
Lusi
Rimba
Tadinya
hari-hariku aman, damai, dan cenderung membosankan. Satu-satunya hal yang
merecoki ketenangan hidupku hanya Joni alias Jonathan, si cowok sedingin es
yang gaya rambutnya sudah ketinggalan mode sepuluh tahun. Namun, semua itu
berubah saat aku menyaksikan pembunuhan bersama sahabatku. Lebih gawat lagi,
korbannya malah menghantuiku dan mengatakan dia akan membalaskan dendamnya
kepada kami semua karena sudah membuatnya menderita. Oh Tuhan, bagaimana cara
kami meloloskan diri dari pembalasan hantu dengki itu?
Tadaaa,
gimana? Deg-degan baca blurb-nya? Hehe.
Menurut
aku, cerita ini cukup kompleks banget. Dari kemunculan para tokohnya dan cara
menyelesaikan konflik utamanya. Dan, aku sebagai pembaca dibuat nahan napas
beberapa kali di bagian-bagian akhir cerita oleh penulisnya. Karena apa? Tokoh protagonis terlalu dibuat kepayahan. Huh, apalagi diselingi adegan thriller juga. Menambah
pacu jantung aku selama baca.
FYI,
aku selesai baca novel ini kurang lebih sekitar 3 jam. Mulai dari jam sebelas
malam, sampai jam 2 pagi. Haha, ingin menyebutku kalongers? Silakan, itu memang
benar soalnya. Oke, cukup OOT-nya, ya.
Kelebihan
lain dari novel ini adalah, gaya bahasa penulisnya sangat enak sekali. Mengalir
dan membuat aku sebagai pembaca betah. Alurnya juga enak buat diikuti. Belum lagi
pace ceritanya yang dibuat naik turun oleh penulis, membuatku pengin dan pengin
terus baca ceritanya sampai ending. Karakter Building-nya juga kuat banget. Dan
aku di awal ketipu sama dua tokoh di cerita ini, haha. Penulis benar-benar bisa
mengolah karakter mereka dengan baik.
Aku
salut, sih. Apalagi ini cerita kolaborasi, keren banget pastinya. Menyatukan dua
kepala itu nggak mudah, Gaes. Serius.
Oke,
untuk kekurangannya sendiri, masih ada beberapa tipo di cerita ini. It’s okey,
itu nggak menganggu sama sekali sih. Terus soal penjelasan setting yang bukan
di dunia manusianya itu kurang lebih detail sedikitnya. Terus layout-nya, tanda
petiknya sama semua. Buat di awal dialog maupun di akhir dialog. Cuma kayak
gini (”) bukan kayak gini (“”). Belibet, yak? Maaf. Apalagi, ya? Haha, kayaknya
aku harus baca lagi beberapa kali buat tahu, deh. Langsung ke kutipan favorit,
ya.
“Ini
bukan Cuma masalah cewek, Lus,” sahut Nathan pelan. “Ini masalah kepercayaan. Gue
udah mengkhianati kepercayaannya. Gue memang nggak layak dijadikan teman. Nggak
heran selama ini dia selalu terancam sama gue. Itu karena dia takut gue menusuk
dia dari belakang. Dan gue memang seburuk yang dia duga.”
Bayangan Kematian, halaman 190.
Oke,
novel ini recommended banget buat kalian pencinta misteri dan thriller. See you
next review~
Komentar
Posting Komentar