Jangan Pernah Jatuh Cinta, Jangan Mati! Review Novel Kelanar Karya Yandi ASD

Judul: Kelanar
Penulis: Yandi ASD
Penerbit: AT Press
Jumlah Halaman: 231 hlm; 14x20 cm
ISBN: 978-623-7303-46-6






"Bapak, Ibu, sudah kubilang kalau aku tidak mau mengikuti tradisi ini. Aku hanya mencintai Meranti. Aku tidak mau menikahi dua wanita sekaligus," kata Sentanu.
Kelanar, halaman 130.


Halo, Gaes. Nggak kerasa ya besok udah tahun baru. Udah punya resolusi belum? Nah, kali ini aku mau review novelnya Kak Yandi. Siapa sih dia? Itu loh, Devil Coach KMC. Wkwk, pencetus ide book tour juga. Oke, sekian basa-basinya. Langsung ke review, ya.

Novel Kelanar ini memakai tiga sudut pandang sekaligus di dalamnya. Benar, kalian akan menemukan sudut pandang orang pertama, kedua dan ketiga di novel ini. Tapi jangan khawatir, kalian nggak bakal bingung, kok. Karena penulis mengemas ceritanya dengan apik. So, happy reading. Nikmati sensasi membaca novel ini. Mungkin, bagi kalian penyuka genre romance atau teen akan merasakan efek di luar dugaan. Why? Susah dijelaskan, intinya kalian harus baca sendiri dulu untuk mengetahuinya. Novel ini setan banget, seperti apa kata juri utama TAT Akbar.

Sub judul dari novel ini pun "Jangan pernah jatuh cinta, jangan mati." Sebagian orang yang sudah membaca Kelanar bilang, kisah cinta dalam novel ini sedikit, oleh karena itu jangan terlalu berharap banyak. Tapi, menurut pribadi aku sendiri, kisah cinta dalam novel ini cukup banyak dan mampu menguras emosi aku sebagai pembaca. Dark romance-nya kerasa banget. Gore, Surealis, Alam dan Dark Romance. Perpaduan yang sangat keren sekali. Aku baper sama kisah cinta Sentanu sama Meranti. Hoo, ditambah kehadiran Selasih. Tambah gereget banget.

Nah, jalan cerita pada novel ini emang nggak bisa ditebak. Awalnya aku ngerasa begitu, tapi di pertengahan dan menjelang ending, aku sedikit demi sedikit mulai memahami jalan ceritanya. Dan, tebakan aku ada yang benar ternyata, hehe. Kemarin, penulis sempat mengadakan bedah buku, dan dia bilang, dia paling suka dengan karakter anak kecil. Tapi, aku sebaliknya, benci sama tokoh anak kecil itu. Awalnya aku suka sama karakter Mir, tapi di ending aku dikasih kejutan. Boom, pengin getok kepala penulis rasanya. 

Oh iya, setting di novel ini kerasa sekali, nggak hanya sekadar tempelan. Penulis juga membuat semua tokoh dalam novel ini mudah dikenali. Dengan membuat cara bicara mereka yang berbeda-beda. Tone-nya ada ciri khas tersendiri masing-masing tokohnya.

Di balik banyaknya kelebihan novel ini, ada beberapa kekurangannya juga. Masih ada beberapa typo, salah penempatan tanda petik dua, penulisan nama yang huruf awalnya tidak dikapital dan kebocoran POV. Hoho, tapi tenang, di cetakan kedua nanti akan diperbaiki semuanya.

Jadi buat kalian, novel ini sangat rekomendasi sekali. Penyuka genre romance pun sangat aku sarankan. Kalian akan diajak memaknai apa itu cinta sebenarnya oleh Sentanu dan Meranti. Jangan lupakan, arti Kelanar itu keluar nalar. Jadi, persiapkan mental kalian juga untuk menjelajah liar, seliar ide penulis saat membuat cerita ini.

Oke, kayaknya  dari sekian review dari aku. See you next review, Dear. 
Selamat berlibur akhir tahun.

31122019
Salam hangat, Murtiissa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[REVIEW NOVEL] Lexie Xu - Permainan Maut

[REVIEW NOVEL] Ranjang Sebelah Karya Wardah T.

[REVIEW NOVEL] Pay it Forward Karya Emma Grace